Minggu, 25 Oktober 2009

Workshop Infrastruktur PTNU di Unipdu

Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (APTINU) Koordinator Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara menyelenggarakan kegiatan Workshop Pengembangan Infrastruktur PTNU bekerja sama dengan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) Jombang pada tanggal 24 Oktober 2009.

Acara yang berlangsung di Aula Unipdu tersebut dihadiri oleh pembicara yang terdiri dari Dikti, Diktis, Rektor IAIN Sunan Ampel, dan Rektor Unisma Malang. Sedangkan sebagai peserta, dihadiri oleh utusan PTNU se Jawa Timur.

Menurut Koordinator Aptinu Jatim M. Afif Hasbullah, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk memajukan pendidikan tinggi NU dibidang pengembangan infrastruktur. “PTNU banyak yang masih dikelola dengan asal-asalan, khususnya terkait dengan kelengkapan sarana dan prasarananya. Seringkali ada ruang kuliah yang masih kurang layak, sarana laboratorium dan perpustakaan yang kurang memadai, serta sarana kegiatan kemahasiswaan yang kadang masih belum terpikirkan dengan baik. Maka dengan workshop ini diharapkan para anggota akan mendapat update informasi dan dapat merencanakan dengan baik master plan pengembangan kampusnya”, demikian kata Afif.

Yang membanggakan dalam acara tersebut adalah atensi dan perhatian dari peserta terhadap materi yang disampaikan. Demikian pula, materi yang disampaikan oleh para penceramah sangat memberikan support yang positif terhadap pengembangan PTNU dan Aptinu ke depan.

Prof. Nusyam, Rektor IAIN Sunan Ampel yang sekaligus Koordinator kopertais IV menanggapi pertanyaan peserta dari Unisma mengenai iuran kopertais yang dibebankan pada mahasiswa PTAIS, Nursyam menyatakan bahwa mulai tahun 2010 tidak ada lagi iuran untuk kopertais. Demikian pula muncul komitmen antar PTN dan PTS yang hadir untuk bersedia saling berbagi informasi untuk kepentingan pengembangan masing-masing PTNU anggota.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Sosialisasi Borang Akreditas APTINU Jatim


Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (APTINU) Jatim bekerjasama dengan LP. Ma’arif telah mengadakan sosialisasi akreditasi borang 2009 di kantor PWNU Jatim. Acara tersebut dihadiri lebih dari 30 delegasi dari berbagai perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di Jawa Timur. Acara tersebut digelar dengan tujuan supaya PTNU yang ada segera dapat memperbaiki sistem manajemen akademik di universitas masing-masing khususnya mengenai penulisan borang akreditasi yang mulai tahun 2009 telah menggunakan format baru. Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Abdul Haris, Dr. Masykuri dan ketua LP Ma’arif.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan rapat kerja pimpinan APTINU JATIM, membahas mengenai evaluasi program kerja yang sudah dicanangkan sejak tahun 2008 lalu. Sebagai pimpinan Rakor HM. Afif Hasbullah menekankan pentingnya saling tukar menukar pengalaman antar universitas muda dan unggulan, ketrampilan dan pengalaman yang dimaksud baik berupa kemampuan untuk membuat borang akreditasi yang baik, pembuatan proposal penelitian, serta bagaimana membuat proposal hibah seyogyanya ditularkan antar PTNU. Dimana diharapkan perguruan tinggi muda dapat berakselerasi lebih cepat dan mempunyai kesempatan berkembang lebih baik.

Temu Wicara Mahkamah Konstitusi di Unisda


Acara ini digelar atas kerjasama Mahkamah konstitusi, Unisda dan APTINU (Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama). Pembicara Temu Wicara ini adalah Prof Dr. Abdul Mukhtie Fadjar, SH., MS. selaku Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Prof Dr. Ibtibsyaraoh dari LP Maarif juga hadir sebagai Keynote speaker.

Acara yang bertemakan "Membangun dan Memasyarakatkan Budaya Sadar Konstitusi" dihadiri oleh para guru PPKN se karesidenan bojonegoro, juga para dosen kewiraan dari PT se Jawa Timur dan juga para dosen dan mahasiswa Unisda. Ini kali ke 3 unisda mengadakan acara dengan dihadiri oleh Hakim MK.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Antisipasi Jual Beli Ijasah, Dukung Program Kemitraan PT

Jawa Pos[ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]
LAMONGAN - Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) Jawa Timur mendukung program kemitraan perguruan tinggi (PT) untuk menggantikan penyelenggaraan kelas jauh yang dinilai melanggar hukum.Pernyataan tersebut diungkapkan Koordinator Aptinu Jatim, M. Afif Hasbullah, yang juga Rektor Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan. ''Alhamdullah Dikti (dirjen pendidikan tinggi depdiknas) sudah mengeluarkan program kemitraan PT untuk penertiban penyelenggaraan kelas jauh yang merupakan pelanggaran hukum,'' ujarnya dalam press release-nya kepada Radar Bojonegoro, kemarin.Menurut Afif, Aptinu Jatim ikut prihatin dengan maraknya penyelenggaraan kelas jauh oleh beberapa PT. Sebab kelas jauh merupakan pelanggaran hukum karena dilarang oleh aturan perundang-undangan. Namun di sisi lain kelas jauh cukup diminati karena bisa mengikuti kuliah sesuai jurusan yang diminati dan di tempat yang dekat rumah sehingga menghemat biaya. ''Karena fenomena itu membuat warning Ditjen Dikti maupun kopertis kepada PT yang melakukan kelas jauh mengalami hambatan. Dengan kata lain, di satu sisi dilarang, tapi di sisi lain dibutuhkan. Apalagi produk PT seperti huga diterima di instansi pemerintah maupuns swasta,'' terangnya.Afif menegaskan, keadaan semacam itu kalau dibiarkan akan membuka peluang terjadinya penyelewengan. ''Misalnya terjadinya jual beli ijasah instan, seperti yang terungkap di Jawa Pos belakangan ini,'' ungkapnya.Menurut Afif, kelas jauh memang harus dilarang, tetapi harus ada solusinya. Sebab banyak masyarakat yang ingin mengikuti kuliah namun terkendala jarak dan waktu. Misalnya seorang guru yang ingin melakukan penyetaraan strata pendidikan namun tidak bisa meninggalkan tugas mengajar. ''Masyarakat seperti ini harus difasilitasi dengan adanya perkuliahan yang dekat tempat tinggalnya dan masa kuliah sore atau malam hari,'' terangnya.Afif menjelaskan, prohram kemitraan PT merupakan solusi dari masalah itu. Apalagi bisa diikuti oleh PT minimal terakreditasi B untuk dapat membuka kelas kemitraan di kota atau kabupaten lain yang bermitra dengan PT setempat. ''Prgram ini tidak hanya didasarkan MoU antara PT, tetapi juga harus ada ijin Dirjen Dikti,'' terangnya.(feb)

Kampus Harus Netral

Bebaskan Civitas Akademiknya Mendukung Pasangan Cagub-Cawagub Jatim
Radar Bojonegoro, 15 Oktober 2008
LAMONGAN - Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan membebaskan setiap civitas akademik-nya untuk memilih atau mendukung para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cawagub) dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Jatim putaran kedua 4 Nopember mendatang. Pernyataan tersebut diungkapkan Rektor Unisda Lamongan, M. Afif Hasbullah yang juga Koordinator Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (Aptinu) Jatim. ''Tidak ada instruksi khusus untuk memilih salah satu kandidat (pasangan cagub-cawagub Jatim),'' ungkapnya kepada Radar Bojonegoro, kemarin.Menurut Afif, sebagai institusi akademik perhuruan tinggi sudah selayaknya bersikap tidak mendukung salah satu pasangan calon (netral). Sebab perguruan tinggi harus independen dan tidak terjebak dalam politik praktis.Walaupun secara praktis tidak layak untuk partisan, ujar Afifi, bukan berarti perguruan tinggi harus lepas perhatian terhadap politik praktis. ''Wujud perhatian itu bisa dengan melakukan diskusi panel dengan mengundang para kandidat, memberikan masukan konstruktif pada kandidat maupun upaya pendewasaan masyarakat untuk menyalurkan hak politiknya secara tepat dan bertanggunggungjawab,'' terangnya.Afif menjelaskan, memahami perguruan tinggi tidak lepas dari institusi/lembaga individu (SDM). ''Sepanjang aktivitas politik praktis dilakukan oleh individu-individu dan tidak menyeret kampus dalam ranah politik, hal tersebut masih dalam kewajaran,'' ujarnya.Menurut Afif, meski Unisda memilih bersikap netral, namun apabila ada kunjungan kandidat ke kampus yang sifatnya bukan untuk kampanye, seperti memberikan seminar, hal itu masih bisa dibenarkan secara akademis. ''Sebenarnya tidak terlalu menguntungkan bila seorang kandidat bermaksud untuk dialog di kampus, mengingat jumlah masa yang dikumpulkan relatif tidak terlalu besar. Belum lagi harus sibuk menanggapi pertanyaan mahasiswa dan di panel dengan akademisi. Hal itu berbeda dengan acara kampanye maupun rapat akbar,''tandasnya.(feb)

Sabtu, 16 Agustus 2008

Foto Rakor Aptinu Jatim dan Seminar Nasional




















Menkominfo bersama Rektor Unisda Selaku Koordinator Aptinu Jatim

Sabtu, 26 Juli 2008

Laporan dari Arena Seminar Nasional dan Rakorwil Aptinu Jatim

Pada tanggal 19-20 Juli 2006 diselenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) pimpinan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se Jawa Timur dan seminar nasional dengan tema “Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di tengah Kompetisi Global” bertempat di Kampus Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda) Lamongan. Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) Jawa Timur bekerjasama dengan LP Maarif NU dan Unisda Lamongan ini dihadiri oleh 65 Rektor/Ketua/Direktur PTNU.
Rektor Unisda Lamongan M. Afif Hasbullah mengatakan bahwa untuk acara rakorwil diikuti oleh PTNU JawaTimur, namun untuk seminar nasional juga dihadiri oleh PTNU luar Jawa Timur, termasuk Pengurus Cabang LP Maarif sekitar.
Afif juga menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan rakor ini adalah untuk menjalin silaturrahmi dan kerjasama antar PTNU di dalam rangka meningkatkan kualitas PTNU ke depan. “Oleh karena itu dalam rakor telah dibicarakan mengenai identifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh PTNU Jatim. Alhamdulillah identifikasi itu kemudian dapat ditindaklanjuti dengan penentuan program kerja Aptinu Jatim untuk empat tahun ke depan”, kata Afif yang juga sebagai Koordinator Wilayah Aptinu Jatim.
Ketika dikonfirmasi mengenai spesifik kelemahan dan ancaman yang dihadapi PTNU dewasa ini, Afif mencontohkan mengenai problem manajemen pengelolaan PTNU yang masih banyak yang belum dikelola secara professional layaknya model pengelolaan organisasi modern, belum lagi PTNU masih banyak yang bermain pada ranah jurusan agama semata yang cenderung jenuh, juga yang tidak kalah penting adalah terkait dengan masalah kesehatan finansial PTNU, kelemahan tenaga SDM dan pengembangan infrastruktur yang lemah.
“Padahal di sisi lain, PTNU Jatim mestinya punya kekuatan dan peluang yang tidak boleh diabaikan. Misalnya serapan mahasiswa dari warga nahdliyin yang merupakan mayoritas di Jatim, jumlah SMA/SMK dan Madrasah Aliyah dilingkungan NU Jatim yang jumlahnya ratusan, termasuk peluang bidang-bidang studi baru yang amat dibutuhkan dunia kerja dapat dibuka oleh beberapa PTNU”. Kata Afif.
Mencermati hal tersebut, usai acara rakor dihasilkan beberapa program yang meliputi empat garis besar kegiatan yakni Peningkatan institusi (institusional building) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU),
Peningkatan kualitas SDM,
Peningkatan kualitas Sistem Pengajaran, serta
Penciptaan dan Penguatan Network.
Selain memutuskan program kerja Aptinu, Rakor juga menyepakati mengenai kelengkapan struktur kepengurusan Korwil Aptinu Jatim untuk mendampingi Koordinator Wilayah Aptinu Rektor Unisda Lamongan, yakni Wakil Koordinator Wilayah Unipdu Jombang, Sekretaris Unsuri Surabaya dan Bendahara Universitas Yudharta Pasuruan. Di samping pengurus harian tersebut juga di lengkapi dengan bidang-bidang yang terdiri dari seluruh PTNU anggota yang hadir dalam rakor.
Mengenai pembicara yang hadir dalam acara antara lain: Menteri Komunikasi dan Informatika RI Muhammad Nuh, Direktur Ditnaga Dikti Muhlas Samani, Ketua PP LP Maarif Thajib, Ketua PP Aptinu yang juga Rektor Unwahas Semarang Noor Achmad, Koordinator Kopertis Sugianto, dan Sekretaris Kopertais Misbahul Munir.
Menkominfo Muhammad Nuh dalam ceramahnya menyatakan apresiasi yang setinggi-tingginya pada pembentukan Asosiasi PTNU. Ia menginginkan pembentukan Aptinu dapat betul-betul dimanfaatkan sebagai networking pengembangan PTNU ke depan. Ia juga berpesan bahwa para pimpinan PTNU tidak boleh bertengkar. ”Apa gunanya bikin asosiasi kalau ribut terus”, kata Muhammad Nuh.
Muhammad Nuh menyetujui pernyataan Ketua PP LP Maarif Thajib, kalau salah satu sebab tidak majunya PTNU adalah karena pengelolanya terlalu asyik berpolitik praktis, sehingga melupakan tugasnya untuk membangun kualitas lembaganya. Menkominfo menyatakan, bahwa PTNU dan Aptinu jangan difungsikan seperti tenda yang disewakan pada pesta-pesta. Perlakukan PTNU sebagai rumah saja yang terus dibangun dengan baik. Karena tenda itu disewa hanya ketika hajatan saja, ketika selesai tenda dikembalikan dan biasanya setelah disewakan pasti ada yang rusak.
Sedangkan Ketua PP Aptinu menyatakan bahwa setelah enam tahun sejak pendirian Aptinu di Unisma, sudah saatnya Aptinu lebih aktif bergerak. ”Oleh karenanya saya mengharapkan agar keanggotaan Aptinu lebih aktif, bukan pasif”, kata Noor Achmad. Keanggotaan Aptinu sendiri menurut Koordinator Aptinu Jatim M. Afif Hasbullah cukup mudah, yakni meliputi Perguruan Tinggi yang memakai nama Nahdlatul Ulama, didirikan oleh NU atau minimal berafiliasi kepada NU, dalam kasus ini misalnya adalah perguruan tinggi yang didirikan oleh orang-orang NU maupun lembaga-lembaga pesantren.