Sabtu, 26 Juli 2008

Laporan dari Arena Seminar Nasional dan Rakorwil Aptinu Jatim

Pada tanggal 19-20 Juli 2006 diselenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) pimpinan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se Jawa Timur dan seminar nasional dengan tema “Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di tengah Kompetisi Global” bertempat di Kampus Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda) Lamongan. Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) Jawa Timur bekerjasama dengan LP Maarif NU dan Unisda Lamongan ini dihadiri oleh 65 Rektor/Ketua/Direktur PTNU.
Rektor Unisda Lamongan M. Afif Hasbullah mengatakan bahwa untuk acara rakorwil diikuti oleh PTNU JawaTimur, namun untuk seminar nasional juga dihadiri oleh PTNU luar Jawa Timur, termasuk Pengurus Cabang LP Maarif sekitar.
Afif juga menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan rakor ini adalah untuk menjalin silaturrahmi dan kerjasama antar PTNU di dalam rangka meningkatkan kualitas PTNU ke depan. “Oleh karena itu dalam rakor telah dibicarakan mengenai identifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh PTNU Jatim. Alhamdulillah identifikasi itu kemudian dapat ditindaklanjuti dengan penentuan program kerja Aptinu Jatim untuk empat tahun ke depan”, kata Afif yang juga sebagai Koordinator Wilayah Aptinu Jatim.
Ketika dikonfirmasi mengenai spesifik kelemahan dan ancaman yang dihadapi PTNU dewasa ini, Afif mencontohkan mengenai problem manajemen pengelolaan PTNU yang masih banyak yang belum dikelola secara professional layaknya model pengelolaan organisasi modern, belum lagi PTNU masih banyak yang bermain pada ranah jurusan agama semata yang cenderung jenuh, juga yang tidak kalah penting adalah terkait dengan masalah kesehatan finansial PTNU, kelemahan tenaga SDM dan pengembangan infrastruktur yang lemah.
“Padahal di sisi lain, PTNU Jatim mestinya punya kekuatan dan peluang yang tidak boleh diabaikan. Misalnya serapan mahasiswa dari warga nahdliyin yang merupakan mayoritas di Jatim, jumlah SMA/SMK dan Madrasah Aliyah dilingkungan NU Jatim yang jumlahnya ratusan, termasuk peluang bidang-bidang studi baru yang amat dibutuhkan dunia kerja dapat dibuka oleh beberapa PTNU”. Kata Afif.
Mencermati hal tersebut, usai acara rakor dihasilkan beberapa program yang meliputi empat garis besar kegiatan yakni Peningkatan institusi (institusional building) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU),
Peningkatan kualitas SDM,
Peningkatan kualitas Sistem Pengajaran, serta
Penciptaan dan Penguatan Network.
Selain memutuskan program kerja Aptinu, Rakor juga menyepakati mengenai kelengkapan struktur kepengurusan Korwil Aptinu Jatim untuk mendampingi Koordinator Wilayah Aptinu Rektor Unisda Lamongan, yakni Wakil Koordinator Wilayah Unipdu Jombang, Sekretaris Unsuri Surabaya dan Bendahara Universitas Yudharta Pasuruan. Di samping pengurus harian tersebut juga di lengkapi dengan bidang-bidang yang terdiri dari seluruh PTNU anggota yang hadir dalam rakor.
Mengenai pembicara yang hadir dalam acara antara lain: Menteri Komunikasi dan Informatika RI Muhammad Nuh, Direktur Ditnaga Dikti Muhlas Samani, Ketua PP LP Maarif Thajib, Ketua PP Aptinu yang juga Rektor Unwahas Semarang Noor Achmad, Koordinator Kopertis Sugianto, dan Sekretaris Kopertais Misbahul Munir.
Menkominfo Muhammad Nuh dalam ceramahnya menyatakan apresiasi yang setinggi-tingginya pada pembentukan Asosiasi PTNU. Ia menginginkan pembentukan Aptinu dapat betul-betul dimanfaatkan sebagai networking pengembangan PTNU ke depan. Ia juga berpesan bahwa para pimpinan PTNU tidak boleh bertengkar. ”Apa gunanya bikin asosiasi kalau ribut terus”, kata Muhammad Nuh.
Muhammad Nuh menyetujui pernyataan Ketua PP LP Maarif Thajib, kalau salah satu sebab tidak majunya PTNU adalah karena pengelolanya terlalu asyik berpolitik praktis, sehingga melupakan tugasnya untuk membangun kualitas lembaganya. Menkominfo menyatakan, bahwa PTNU dan Aptinu jangan difungsikan seperti tenda yang disewakan pada pesta-pesta. Perlakukan PTNU sebagai rumah saja yang terus dibangun dengan baik. Karena tenda itu disewa hanya ketika hajatan saja, ketika selesai tenda dikembalikan dan biasanya setelah disewakan pasti ada yang rusak.
Sedangkan Ketua PP Aptinu menyatakan bahwa setelah enam tahun sejak pendirian Aptinu di Unisma, sudah saatnya Aptinu lebih aktif bergerak. ”Oleh karenanya saya mengharapkan agar keanggotaan Aptinu lebih aktif, bukan pasif”, kata Noor Achmad. Keanggotaan Aptinu sendiri menurut Koordinator Aptinu Jatim M. Afif Hasbullah cukup mudah, yakni meliputi Perguruan Tinggi yang memakai nama Nahdlatul Ulama, didirikan oleh NU atau minimal berafiliasi kepada NU, dalam kasus ini misalnya adalah perguruan tinggi yang didirikan oleh orang-orang NU maupun lembaga-lembaga pesantren.

MENKOINFO:Rukun, Produktivitas Meningkat


MENKOINFO:Rukun, Produktivitas Meningkat Minggu 21/07/2008 16:12:14

Lamongan – Surabaya Post
Menteri Komunikasi dan Informasi, Prof Dr Ir H M. Nuh DEA meminta seluruh akademisi dan komunitas ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi NU untuk rukun dan kompak dalam mengembangkan pendidikan. ‘’Sekali lagi, saya meminta marilah hidup yang rukun karena tidak ada ceritanya perpecahan itu itu lebih baik,’’ kata M. Nuh, dalam rakor PT NU di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, Minggu (20/7) kemarin.Sebelumnya, secara berkelakar M Nuh mengutip omongannya saat acara NU di Probolinggo, yaitu NU sekarang ini sudah tidak usah lagi menyewakan alat pesta, baik terop atau kursi untuk orang lain. Karena bagaimanapun, terop atau kursi itu lama-lama akan rusak setiap kali dikembalikan. Karena itu, lebih baik membangun rumah dengan suasana yang sejuk sehingga anak-anaknya kerasan.‘’Kalau suasananya sejuk, maka produktivitas akan meningkat. Sebaliknya, kalau suasananya panas, gegeran terus, anak menjadi tidak kerasan, ada yang buat rumah sendiri, terpisah-pisah, akhirnya bisa-bisa tidak saling kenal,’’ katanya. Karena itulah, dia mengapreasiasi dengan baik bangkitnya kembali pendidikan tinggi di lingkungan NU.Dalam kuliah umumnya, M. Nuh menyatakan pendidikan di perguruan tinggi adalah jenjang terakhir dari serangkai pendidikan yang dijalani, karena itulah, sangat menentukan baik tidaknya generasi yang diterjunkan di masyarakat. Kalau lulus SMP kurang baik, masih bisa diperbaiki di tingkat SMA, demikian pula kalau terjadi di SMA. Tapi kalau di perguruan tinggi sudah tidak bisa, karena sudah jenjang terakhir.Dan seluruh perjuangan pengembangan pendidikan di PT, menurut dia, akan berujung pada masalah kualitas. Untuk itu, diperlukan konsep yang jelas, baik secara keilmuan ataupun manajemen. Persoalan yang nyata saat ini adalah, setiap tahun jumlah sarjana bertambah banyak, namun persoalan di masyarakat tidak juga terselesaikan atau justru malah menimbulkan persoalan baru. Menurut dia, hal ini bisa terjadi karena konsep pendidikan yang tidak jelas atau persoalan yang ada di masyarakat jauh lebih cepat dari pendidikan di PT.Dia menyebut tiga konsep dasar pengembangan pendidikan yang islami, yaitu pertama, tilawah atau kemandirian dan kemampuan membaca ayat-ayat Allah. Kedua, tazkiyah yang menyangkut hati, mentalitas, moral, dan akhlak. Ketiga, ta’alim atau membaca kitab keilmuan dan berhikmah. Semuanya itu, menurut dia, harus berjalan seimbang, misalnya saja dalam kemampuan ta’alim, tidak hanya mementingkan keilmuan semata, namun juga harus mempelajari tentang hikmah atau kebijaksanaan.Khusus mengenai pengembangan perguruan tinggi di NU, pemerintah menyambut positif upaya yang telah dilakukan. Karena tidak mungkin pemerintah akan mengatasi semuanya. Karena itu, seharus PT NU juga mendapat dukungan akses dan fasilitas dari pemerintah. Kalau saat ini belum mendapat, ‘’Jangan lantas menyalahkan, tapi mari instropeksi, tidak langsung menyalahkan,’’ katanya.M. Nuh sendiri membuktikan ucapannya itu. Dia lantas memperkenalkan Kepala Divisi V Telkom Jatim, Maschut, yang diajaknya serta dalam kunjungannya ke Unisda kemarin. ‘’Telkom akan memasang hot spot area untuk berinternet, gratis. Mahasiswa tidak perlu lagi, ngerek-ngerek kabel,’’ katanya, dan Selasa esok, Telkom sudah akan memasang alatnya dan Rabu sudah bisa dinikmati mahasiswa.(D2)

Menkominfo: Buku Elekronik Hemat Ongkos


Menkominfo: Buku Elekronik Hemat Ongkos
Surya Online, Monday, 21 July 2008
LAMONGAN- Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh mengatakan buku elektronik yang bisa diunduh dari internet bisa
menghemat biaya dan waktu.
Menurut dia buku tersebut bisa diakses dari seluruh wilayah Indonesia oleh seluruh kalangan.

"Misal dari yang dari Papua bisa mengakses tanpa menunggu kiriman bukunya. Mereka bisa mengunduh gratis tanpa
harus menunggu kiriman bukunya. Ini memangkas jaringan distribusi dan menghemat biaya produksi," kata Nuh usai
mejadi pembicara Rakor dan Seminar Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama se-Jatim di Universitas
Islam Darul Ulum Lamongan Minggu (20/7).

Nuh memaparkan strategi peningkatan perguruan tingggi NU. Buku elektronik bertujuan meringankan beban
masyarakat. Tetapi daerah tertentu aksesibilitas kurang sehingga perlu peran dari kabupaten kota turut
menyebarluaskan ke wilayah kecamatan. "Ini berlaku pararel jadi masyarakat punya pilihan. Setelah terhubung dengan
server depdiknas masyarakat bisa akses buku via internet," tegasnya.

Namun program tersebut dinilai masih menyulitkan sekolah. Kepala SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro Surojo
menyatakan mengunduh bukunya memang digratiskan, tetapi kenyataannya belum semua wilayah terjangkau internet.

Bila harus mengunduh internet, belum semua masyarakat melek internet. "Rental internetnya saja per jam Rp 3.000
belum termasuk mencetaknya. Kalau dihitung jatuhnya harga juga tetap mahal juga dan repot. Itu belum termasuk jarak
tempuh rumah dengan warung internet jauh, sementara belum semua sekolah dilengkapi fasilitas internet atau kalaupun
ada unitnya terbatas," katanya.

M Nuh usai membuka rakor dan seminar di Unisda Lamongan juga memberikan pernyataan terkait krisis listrik. Menurut
dia istilah itu kurang pas Indonesia belum krisis listrik tetapi terjadi defisit 600 megawatt (MW) setiap Senin hingga
Jumat. Sementara pada Sabtu surplus 1.000 MW dan Minggu surplus 1.500 MW.

"Pilihannya hanya dua yakni pemadaman bergilir karena terjadi defisit atau kegiatan produksi dialihkan Sabtu dan
Minggu. Jadi pekerja yang biasanya Sabtu Minggu libur bisa bekerja dan liburnya dialihkan saat terjadi defisit," kata Nuh.

Adi Sucipto/kcm

Krisis Listrik Andil Besar Industri


Senin, 21 Juli 2008, lamongan.go.id
kantor_pengolahan_data_elektronik
Krisis Listrik Andil Besar Industri
Krisis listrik yang terjadi saat ini merupakan andil besar dari kalangan industri. hal ini disampaikan oleh Menteri komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh saat menghadiri pembukaan Seminar Nasional Asosiasi Perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) di Unisda Lamongan kemarin (20 Juli).
“Defisit listrik tersebut dipicu oleh kalangan industri yang banyak mengalihkan sumber listriknya dari genset miliknya ke PLN,” ujar mantan rektor ITS Surabaya itu.
Pada umumnya untuk mencukupi kebutuhan listrik kalangan industri umumnya memakai genset sendiri. Listrik dari PLN hanya dipakai cadangan. Setelah terjadi kenaikan harga BBM pada Mei lalu, kalangan industri beramai-ramai beralih memakai listrik PLN.
“Sikap (kalangan industri) itu masih bisa dimaklumi karena memakai listrik PLN yang ada subsidinya lebih menguntungkan dibanding memakai genset sendiri yang BBM-nya harganya naik,” jelasnya.
Menurut Pak Nuh, akibat kondisi ini terjadi defisit listrik pada hari kerja efektif, yakni Senin sampai Jumat. Besarnya defisit mencapai 600 megawatt. “Akibat defiit tersebut terpaksa PLN mengadakan pemadaman bergilir untuk mencegah pemadaman total,” tuturnya.
Namun sebaliknya pada hari libur kerja Sabtu dan Minggu terjadi surplus listrik. Hari Sabtu bisa surplus 1.000 megawatt dan Minggu surplus listrik mencapai 1.500 megawatt. “Dengan adanya realitas itu, pemerintah membuat kebijakan untuk mengalihkan hari kerja kalangan industri pada sabtu dan Minggu hanya sekali dalam sebulan. Sekarang tinggal pilih, kalau nggak mauterjadi pemadaman bergilir maka kebijakan pemerintah itu harus dijalankan dan sebaliknya,” katanya.

Menkominfo: Buku Elekronik Hemat Ongkos

Menkominfo: Buku Elekronik Hemat Ongkos
/
Minggu, 20 Juli 2008 11:39 WIB
Laporan Wartawan Kompas, Adi Sucipto
LAMONGAN, MINGGU - Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh mengatakan buku elektronik yang bisa diunduh dari internet bisa menghemat biaya dan waktu. Menurut dia buku tersebut bisa diakses dari seluruh wilayah Indonesia oleh seluruh kalangan.
"Misal dari yang dari Papua bisa mengakses tanpa menunggu kiriman bukunya. Mereka bisa mengunduh gratis tanpa harus menunggu kiriman bukunya. Ini memangkas jaringan distribusi dan menghemat biaya produksi," kata Nuh usai mejadi pembicara Rakor dan Seminar Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama se-Jatim di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Minggu (20/7).
Nuh memaparkan strategi peningkatan perguruan tingggi NU. Buku elektronik bertujuan meringankan beban masyarakat. Tetapi daerah tertentu aksesibilitas kurang sehingga perlu peran dari kabupaten kota turut menyebarluaskan ke wilayah kecamatan. "Ini berlaku pararel jadi masyarakat punya pilihan. Setelah terhubung dengan server depdiknas masyarakat bisa akses buku via internet," tegasnya.
Namun program tersebut dinilai masih menyulitkan sekolah. Kepala SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro Surojo menyatakan mengunduh bukunya memang digratiskan, tetapi kenyataannya belum semua wilayah terjangkau internet.
Bila harus mengunduh internet, belum semua masyarakat melek internet. "Rental internetnya saja per jam Rp 3.000 belum termasuk mencetaknya. Kalau dihitung jatuhnya harga juga tetap mahal juga dan repot. Itu belum termasuk jarak tempuh rumah dengan warung internet jauh, sementara belum semua sekolah dilengkapi fasilitas internet atau kalaupun ada unitnya terbatas," katanya.
M Nuh usai membuka rakor dan seminar di Unisda Lamongan juga memberikan pernyataan terkait krisis listrik. Menurut dia istilah itu kurang pas Indonesia belum krisis listrik tetapi terjadi defisit 600 megawatt (MW) setiap Senin hingga Jumat. Sementara pada Sabtu surplus 1.000 MW dan Minggu surplus 1.500 MW.
"Pilihannya hanya dua yakni pemadaman bergilir karena terjadi defisit atau kegiatan produksi dialihkan Sabtu dan Minggu. Jadi pekerja yang biasanya Sabtu Minggu libur bisa bekerja dan liburnya dialihkan saat terjadi defisit," kata Nuh.Adi Sucipto Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

Menkominfo Dukung Pembentukan APTINU

Republika Online, 2008-07-20 23:01:00
Menkominfo Dukung Pembentukan APTINU
LAMONGAN--Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Prof Ir Mohammad Nuh DEA yang juga A`wan (anggota kehormatan) PWNU Jatim mendukung pembentukan Asosiasi Perguruan Tinggi NU (APTINU). Dukungan itu disampaikan saat memberikan studium general tentang "Kemandirian Perguruan Tinggi di Era Globalisasi" dalam rangka pembentukan APTINU di Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan, Ahad. "APTINU itu penting dan sekarang tinggal bagaimana mengisi dan mengaktifkan APTINU agar bermanfaat bagi masyarakat," katanya didampingi ketua APTINU Jatim Gus Afif Hasbullah yang juga Rektor Unisda Lamongan itu. Tentang APTINU yang beranggotakan 64 PT di lingkungan NU se-Jatim, mantan rektor ITS Surabaya itu mengatakan antar PT di lingkungan NU itu ibarat anggota tubuh. "Anggota tubuh itu harus saling bekerjasama. Misalnya, mulut bicara nggak benar, maka telinga akan mendengar. Kalau kaki terantuk batu, maka tidak hanya kaki yang merasakan sakit. Anggota APTINU itu harus seperti itu," katanya. Studium general itu dihadiri Taufiqurrahman Saleh (anggota DPR RI), Prof Muchlas Samani (Badan Sertifikasi Depdiknas RI), Ketua LP Ma`arif NU Jatim Drs H Saerozy MPd, dan 80 peserta dari pimpinan 52 PT NU se-Jatim. Tercatat, 12 pimpinan PT NU di Jatim yang absen. "Dengan terbentuknya APTINU, kami berharap 64 PT di lingkungan NU se-Jatim akan saling mengisi, sehingga puluhan PT NU itu akan dapat berkembang dan maju bersama-sama," kata Ketua PW LP Ma`arif NU Jatim, Saerozy. Unisda yang terletak di Kecamatan Sukodadi, Lamongan telah mendapatkan penghargaan sebagai perguruan tinggi (PT) berprestasi tingkat Jatim dalam bidang tata kelola PT terbaik yang diberikan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jatim di Surabaya (27/6). antara/pur

Unisda Tuan Rumah Rakor Aptinu

Radar Bojonegoro
[ Jum'at, 18 Juli 2008 ]
Unisda Tuan Rumah Rakor Aptinu
LAMONGAN - Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan dipercaya menjadi tuan rumah rapat koordinasi (rakor) dan seminar Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) tingkat nasional. Kegiatan yang rencananya dihelar 19-20 Juli tersebut diagendakan dihadiri Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo), Moch. Nuh.Rektor Unisda M. Afif Hasbullah bersama Pembantu Rektor (Purek) III Miftahul Huda kemarin menemui Bupati Lamongan Masfuk di ruang kerjanya untuk melaporkan kegiatan tersebut. ''Insya Allah, bupati hadir pada pembukaan rakor di Hotel Mahkota pada 19 Juli besok,'' kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lamongan, Aris Wibawa kepada Radar Bojonegoro, kemarin.Sementara itu, Afif menerangkan, selain menkoinfo dan Bupati Masfuk, direncanakan hadir pula Profesor Mukhlas Samani (Direktur Ditnaga Dikti), Taufikurahman Saleh (anggota DPR RI), Profesor Sugianto (koordinator kopertis IV Surabaya), dan Profesor Ridwan Nasir. ''Ketua PP Ma'arif NU, Doktor Thayip dan Ketua PP Aptinu, Doktor Noor Achmad juga akan hadir,'' kata rektor muda, yang juga menjabat koordinator wilayah Aptinu Jawa Timur tersebut.Afif menambahkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk membuat rencana pengembangan perguruan tinggi yang berafiliasi ke NU. Selain itu, juga untuk mempererat jaringan kerjasama antar perhuruan tinggi NU dalam menyikapi isu-isu mutakhir di bidang pendidikan tinggi. Kerjasama tersebut, antara lain, program sertifikasi dosen, persiapan pemberlakuan RUU badan hukum pendidikan (BHP) dan penggunaan media pembelajaran berbasis IT. ''Sesuai tujuan tersebut, kegiatan kali ini mengusung tema peningkatan kualitas PTNU di tengah kompetisi global,'' terangnya.Terkait teknis pelaksanaan kegiatan, Afif menerangkan, acara tersebut dibagi dua segmen. Yakni, segmen rakor yang dilaksanakan pada 19 Juli di Hotel Mahkota Lamongan khusus untuk para anggota Aptinu Jawa Timur. Kemudian pada 20 Juli berlangsung seminar nasional yang dihadiri perwakilan Aptinu se-Indonesia. (feb)

Unisda Pimpin Aptinu Jatim

Sabtu, 2008 Juni 14

Unisda Pimpin Aptinu Jatim
Radar Bojonegoro[ Jum'at, 13 Juni 2008 ]
Unisda Pimpin Aptinu Jatim
LAMONGAN - Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan terpilih sebagai koordinator Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (Aptinu) Jawa Timur. Keputusan itu terjadi saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) Aptinu di Uninus Bandung akhir April lalu. ''Meski rapimnas sudah berlangsung akhir April lalu, tetapi surat keputusannya baru kami terima dua hari lalu,'' kata Resktor Unisda Lamongan, M Afif Hasbullah dalam press release-nya kepad Radar Bojonegoro, kemarin.Menurut dia, anggota Aptinu merupakan perguruan tinggi bernafaskan NU sehingga tidak bisa dilepaskan dari struktural maupun kultural NU. ''Aptinu di Jatim mencapai 79 lembaga dan terbesar di Indonesia, meliputi sekolah tinggi, institut, maupun akademi,'' ungkapnya.Afif menjelaskan, keberadaan Aptinu untuk meningkatkan akselerasi pengembangan perhuruan tinggi NU agar sejajar dengan perhuruan tinggi maju lainnya sehingga perhuruan tinggi bisa maju secara bersama-sama. ''Era kompetisi perguruan tinggi saat ini tidak boleh diremehkan. Tuntutan akan kualitas menjadi prioritas utama dan kami ingin anggota Aptinu menjadi perhuruan tinggi berkualitas,'' terangnya.Menurut Afif, ditunjuknya Unisda sebagai koordinator Aptinu Jatim merupakan suatu kehormatan. ''Keprcayaan itu sebuah kehormatan dan harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab,'' tuturnya.Afif mengungkapkan, program terdekat yang akan dilakukan yakni akan menggelar pertemuan nasional pimpinan anggota Aptinu di Unisda pada pertengahan Juli mendatang. ''Kami sudah mengundang Menkoinfo, Pak Mohammad Nuh dan Insya Allah, beliau akan hadir,'' ungkapnya. (feb)