Sabtu, 18 Oktober 2008

Kampus Harus Netral

Bebaskan Civitas Akademiknya Mendukung Pasangan Cagub-Cawagub Jatim
Radar Bojonegoro, 15 Oktober 2008
LAMONGAN - Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan membebaskan setiap civitas akademik-nya untuk memilih atau mendukung para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cawagub) dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Jatim putaran kedua 4 Nopember mendatang. Pernyataan tersebut diungkapkan Rektor Unisda Lamongan, M. Afif Hasbullah yang juga Koordinator Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (Aptinu) Jatim. ''Tidak ada instruksi khusus untuk memilih salah satu kandidat (pasangan cagub-cawagub Jatim),'' ungkapnya kepada Radar Bojonegoro, kemarin.Menurut Afif, sebagai institusi akademik perhuruan tinggi sudah selayaknya bersikap tidak mendukung salah satu pasangan calon (netral). Sebab perguruan tinggi harus independen dan tidak terjebak dalam politik praktis.Walaupun secara praktis tidak layak untuk partisan, ujar Afifi, bukan berarti perguruan tinggi harus lepas perhatian terhadap politik praktis. ''Wujud perhatian itu bisa dengan melakukan diskusi panel dengan mengundang para kandidat, memberikan masukan konstruktif pada kandidat maupun upaya pendewasaan masyarakat untuk menyalurkan hak politiknya secara tepat dan bertanggunggungjawab,'' terangnya.Afif menjelaskan, memahami perguruan tinggi tidak lepas dari institusi/lembaga individu (SDM). ''Sepanjang aktivitas politik praktis dilakukan oleh individu-individu dan tidak menyeret kampus dalam ranah politik, hal tersebut masih dalam kewajaran,'' ujarnya.Menurut Afif, meski Unisda memilih bersikap netral, namun apabila ada kunjungan kandidat ke kampus yang sifatnya bukan untuk kampanye, seperti memberikan seminar, hal itu masih bisa dibenarkan secara akademis. ''Sebenarnya tidak terlalu menguntungkan bila seorang kandidat bermaksud untuk dialog di kampus, mengingat jumlah masa yang dikumpulkan relatif tidak terlalu besar. Belum lagi harus sibuk menanggapi pertanyaan mahasiswa dan di panel dengan akademisi. Hal itu berbeda dengan acara kampanye maupun rapat akbar,''tandasnya.(feb)

Tidak ada komentar: