Sabtu, 26 Juli 2008

Krisis Listrik Andil Besar Industri


Senin, 21 Juli 2008, lamongan.go.id
kantor_pengolahan_data_elektronik
Krisis Listrik Andil Besar Industri
Krisis listrik yang terjadi saat ini merupakan andil besar dari kalangan industri. hal ini disampaikan oleh Menteri komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh saat menghadiri pembukaan Seminar Nasional Asosiasi Perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (Aptinu) di Unisda Lamongan kemarin (20 Juli).
“Defisit listrik tersebut dipicu oleh kalangan industri yang banyak mengalihkan sumber listriknya dari genset miliknya ke PLN,” ujar mantan rektor ITS Surabaya itu.
Pada umumnya untuk mencukupi kebutuhan listrik kalangan industri umumnya memakai genset sendiri. Listrik dari PLN hanya dipakai cadangan. Setelah terjadi kenaikan harga BBM pada Mei lalu, kalangan industri beramai-ramai beralih memakai listrik PLN.
“Sikap (kalangan industri) itu masih bisa dimaklumi karena memakai listrik PLN yang ada subsidinya lebih menguntungkan dibanding memakai genset sendiri yang BBM-nya harganya naik,” jelasnya.
Menurut Pak Nuh, akibat kondisi ini terjadi defisit listrik pada hari kerja efektif, yakni Senin sampai Jumat. Besarnya defisit mencapai 600 megawatt. “Akibat defiit tersebut terpaksa PLN mengadakan pemadaman bergilir untuk mencegah pemadaman total,” tuturnya.
Namun sebaliknya pada hari libur kerja Sabtu dan Minggu terjadi surplus listrik. Hari Sabtu bisa surplus 1.000 megawatt dan Minggu surplus listrik mencapai 1.500 megawatt. “Dengan adanya realitas itu, pemerintah membuat kebijakan untuk mengalihkan hari kerja kalangan industri pada sabtu dan Minggu hanya sekali dalam sebulan. Sekarang tinggal pilih, kalau nggak mauterjadi pemadaman bergilir maka kebijakan pemerintah itu harus dijalankan dan sebaliknya,” katanya.

Tidak ada komentar: